1. Bagaimana rel baja dilindungi dari korosi pada sistem kereta bawah tanah?
Kereta bawah tanah menghadapi kelembapan tinggi dan potensi paparan air, sehingga meningkatkan risiko korosi. Rel di sini sering kali diberi lapisan anti-korosif, seperti cat epoksi atau primer kaya seng-, untuk menutup permukaannya. Sistem drainase di terowongan mencegah air menggenang di sekitar rel, sementara pembersihan rutin menghilangkan kelembapan dan kotoran. Beberapa jaringan kereta bawah tanah menggunakan pelapis baja tahan karat pada kepala rel untuk perlindungan tambahan, meskipun hal ini kurang umum dilakukan karena biaya. Selain itu, baja itu sendiri mungkin mengandung paduan-yang tahan korosi seperti kromium untuk memperlambat pembentukan karat.
2. Apa dampak kesenjangan sambungan rel terhadap kualitas perjalanan kereta api?
Celah sambungan rel, yang terdapat pada rel yang tidak-dilas, menyebabkan bunyi "klik" dan getaran berulang-ulang saat roda melewatinya. Hal ini berdampak pada kualitas pengendaraan dengan menimbulkan guncangan, terutama pada kecepatan tinggi, yang dapat membuat penumpang tidak nyaman dan membebani komponen kereta. Celah juga mempercepat keausan pada roda dan rel, karena gaya tumbukan meningkatkan gesekan. Karena alasan ini, perkeretaapian modern semakin banyak menggunakan CWR untuk menghilangkan kesenjangan, sehingga menghasilkan perjalanan yang lebih mulus, lebih senyap, dan umur komponen yang lebih lama.
3. Bagaimana rel baja menopang beban-kereta bertingkat?
Kereta api-tingkat, dengan muatan penumpang yang lebih berat, memerlukan rel yang dirancang untuk menahan beban gandar yang bertambah. Rel ini biasanya berbobot 60 kg/m atau lebih berat, terbuat dari-baja paduan berkekuatan tinggi untuk menahan deformasi. Trackbed di bawah rel tersebut diperkuat dengan bantalan beton yang lebih tebal atau track pelat untuk mendistribusikan beban secara merata. Selain itu, pengencang rel lebih kuat untuk mencegah perpindahan, dan inspeksi rutin memeriksa tanda-tanda tekanan, seperti retak atau keausan tidak rata, untuk memastikan rel dapat menahan beban yang lebih tinggi.
4. Apa kriteria penghentian penggunaan rel baja?
Rel tidak digunakan lagi jika keausan melebihi batas aman, biasanya bila kepala rel sudah aus sebesar 30% atau lebih dari ketebalan aslinya. Kriteria lainnya termasuk retakan parah, korosi yang melemahkan struktur rel, atau kerusakan akibat kelelahan akibat tekanan berulang. Untuk rel-kecepatan tinggi, cacat kecil sekalipun seperti profil yang tidak rata dapat memicu penghentian, karena berisiko menimbulkan getaran atau tergelincir. Inspektur menggunakan uji ultrasonik dan pengukur keausan untuk mengukur faktor-faktor ini, dan rel yang gagal dalam pengujian tersebut akan dipindahkan, didaur ulang, atau digunakan kembali untuk aplikasi-tekanan rendah seperti dinding industri.
5. Bagaimana rel baja di daerah gurun mengatasi fluktuasi suhu yang ekstrim?
Gurun mengalami perubahan suhu siang-malam yang drastis, yang menyebabkan rel melebar dan menyusut secara signifikan. Untuk mengatasi hal ini, jalur kereta api gurun menggunakan rel dengan toleransi termal yang lebih tinggi, sering kali terbuat dari-baja karbon rendah yang tidak mudah rapuh. Sambungan ekspansi diberi jarak lebih rapat untuk mengakomodasi perubahan panjang, dan trackbed menggunakan pemberat yang tahan panas (misalnya basal) untuk mengurangi penyerapan panas. Beberapa jalur juga memasang jangkar rel untuk mencegah tekuk saat panas di siang hari, sementara kontraksi di malam hari dikelola dengan memungkinkan pergerakan terkendali pada sambungan.

